Sabtu, 07 Juli 2012 11:59
BERAWAL dari bisnis toko kue tahun 1922 di Yogyakarta, Liem Gien Nio, seorang ibu rumah tangga yang pandai memasak, mencoba mengembangkan usahanya dengan membuka restoran. Usahanya terus berkembang sehingga bisa membuka cabang di Jakarta dan pindah ke Semarang sejak tahun 1936. Hingga saat ini Toko Oen dikelola oleh Alexander Kalalo, generasi ke empat dari Liem Gien Nio.
Toko Oen, begitu tersohornya resto ini hingga semua orang yang datang ke Semarang merekomendasikannya. Ice Cream menjadi senjata andalan dari resto ini. Sejak pertama buka di Semarang sampai sekarang Toko Oen tetap membuat Ice Cream dengan cara tradisional, tidak menggunakan mesin.
Tekstur Ice Cream ini tidak selembut Ice Cream pada umumnya. Proporsi bahan baku yang digunakan pun
lebih banyak menggunakan induk susu.
lebih banyak menggunakan induk susu.
Harganya bervariasi mulai dari Rp13 ribu hinga Rp100 ribu untuk porsi literan. Tutti Frutti Ice Cream merupakan salah satu favorit dari tempat ini, Anda harus mencobanya bila ke Semarang.
Beragam menu seperti bitter ballen, chicken gordon blue, dan salad huzarenzla juga menjadi andalan. Istimewanya kesuma menu dimasak oleh koki yang juga turun temurun bekerja di sana. Bertempat di dalam bangunan tua khas kolonial membuat suasana nostalgia akan Semarang lama sungguh terasa di sini.
Sampai saat ini Toko Oen masih menjual beragam kue kering seperti kaastengel, kattetonge, dan kue lidah kucing. Selain itu kue basah seperti risoles, panada, dan pastel juga dijual di sini. Resto ini juga disebut-sebut sebagai pencetus penjual Poffertjes, penganan khas Belanda.
Keotentikan cita rasa dan nuansa nostalgia membuat Toko Oen didatangi banyak orang dari kalangan tua maupun muda
sumber : tribun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar