HOME I D-POST I INTERNATIONAL I INDONESIA I BALI I BADUNG I KUTSEL I UNGASAN I COMPUTER I ENGLISH I EXCATA I KULINER I TORPEDO
IPTEK I AUTOMOTIVE I NEWS I POLITIK I ARJAWA I DESIGN I PRODUKSI I SELEBRITI I KESEHATAN I SPORT I FASHION I BOLA I KIDS I SEKSI MEMBALUR LIDAH DENGAN RANGSANGAN IMAGINASI PEMBERITAAN YANG AKURAT, SEOLAH MASUK DALAM WISATA KENYAMAN RASA YANG ABADI

Pizza Unik Ini Berbentuk seperti Cone Es Krim

Jakarta - Roti berbentuk bundar dengan keju mozzarella dan aneka topping gurih disebut pizza Baca Lagi ...

Wagyu Beef Plus Angel Hair Mak Nyuss!

akarta - Restoran yang masih terbilang gress ini cocok bagi para penggemar steak. Daging wagyu yang jadi Baca Lagi ...

Lezatnya Sensasi Seafood di Pinggir Laut

Di resto yang satu ini Anda bisa menikmati seafood segar dan hembusan angin pantai yang Baca Lagi ...

Soto Branggahan, Dua Mangkuk Baru Kenyang...

KEDIRI - Soto Branggahan, begitulah masyarakat menyebutnya. Masakan berkuah isi daging ayam dengan Baca Lagi ...

Ketagihan Asem-Asem Iga dari Solo!

Jika Anda penggemar hidangan Jawa, restoran yang satu ini bakal cocok dengan lidah Anda. Ada berbagai Baca Lagi ...

Sambil Angkat Kaki, Ngopi Enakkkkkkkkkkkkkk

Selasa, 24/05/2011 15:29 WIB

Padang - Mampir ke warung kopi ini sebaiknya tak usah mandi dan gosok gigi dulu. Kopi tubruk yang wangi mengepul siap dihirup. Tentu saja sambil makan bistik kentang, bubur ayam, katupe sayur atau mi pangsit. Bisa baca koran sambil angkat kaki. Wuihh... pagipun terasa indah dan segar!

Kalau mampir ke kota Padang sebaiknya luangkan waktu untuk sarapan nikmat. Bangun tidur kalau malas dengan rutinitas, tak usah mandi dan gosok gigi saja. Langsung menuju ke warung kopi Nanyo, di kawasan pecinan. Di daerah ini pagi akan disambut dengan kesibukan para penjual makanan yang berderet di sepanjang Jl. Niaga ini.

Warung kopi legendaris ini dindingnya dipenuhi jajaran kalender toko-toko se kota Padang. Suara gelas dan cangkir yang beradu menjadi musik indah mengiringi harum wangi aroma kopi. Menu kopinya bisa kopi susu, kopi hitam, atau es kopi. Tentu saja saya memesan secangkir kopi tubruk panas. Karena ingin menghirup wanginya kopi
Sidikalang yang tersohor di Sumbar.

Buat menu sarapan warung Nanyo tidak menyediakan menu sarapan tetapi bisa diorder langsung dari beberapa penjual yang mangkal di depan warung ini. Kalau malas keluar warung, penjaga akan memesankan untuk tamu. Pilihan menunya juga banyak. Ada katupe sayur yang ada persis di depan warung ini. Di sampingnya ada penjual mi ayam plus pangsit.

Agak jauh ke sisi kanan warung, ada penjual bubur ayam Surabaya yang memakai ayam kampung. Di seberangnya ada penjual bistik kentang dan selada Padang. O la la... perut lapar tetapi mata lebih lapar lagi melihat tawaran menu sarapan yang sangat menggiurkan. Akibatnya saya memilih 4 menu sekaligus untuk dimakan berdua.

Racikan katupe sayur (Rp. 6.000,00) disajikan hangat mengepul. Potongan kacnag panjang, labu dan nangka muda digenangi kuah agak kuning kemerahan. Sebutir telur rebus dengan sedikit cabai menjadi lauknya. Gurih polos dengan ketupat yang kenyal lembut.

Si bistik kentang (Rp. 16.000,00) langsung favorit saya. Piring bercorak biru gaya porselin Eropa melengkapi sajian yang dipengaruhi makanan Eropa ini. Kentang yang panas mengepul dimemarkan hingga agak halus. Di atasnya diberi mi kuning, irisan timun, bawang bombay, dan daun selada. Irisan tipis daging sapi dengan kuah kecokelatan agak kental disiramkan ke atasnya. Sebagai topping akhir, bawang goreng plus emping goreng dan sambal.

Rasa renyah segar sayuran beradu dengan lembutnya kentang. Kuahnya beraroma pala, sedikit manis gurih dan dagingnya juga lumayan lunak. Hmm... saya langsung jatuh hati dengan menu sarapan yang sehat mengenyangkan ini. Apalagi sedikit olesan sambal bikin rasanya komplet enaknya.

Target kedua adalah bubur ayam ( Rp. 18.000,00) yang disajikan dalam mangkuk penuh meluap dan mengepul. Wouw..aroma gurihnya langsung terhirup. Tekstur buburnya kental lembut. Isinya ayam kampung yang disuwir halus, telur kecokelatan yang dipendam di dalam bubur. Irisan cakue, taburan bawang merah dan irisan daun bawang plus sambal merah oranye membuat bubur ini jadi makin menggiurkan.

Suapan pertama langsung terasa tonjokan bawang yang kuat pada suwiran ayam kampung yang tidak berlemak dan empuk. Demikian juga dengan telur yang kenyal gurih sedikit manis. Rasa gurih, semburat manis, plus sedikit sengatan cabai membuat saya tak bisa berhenti menyuap. Renyah irisan cakue melengkapi kesedapan bubur ayam ini.

Hirupan kopi tubruk hangat ( Rp. 4.500,00) yang tak terlalu manis jadi pengiring yang pas sarapan ini. Kopinya memang semerbak wangi tanpa jejak asam yang kuat. Sajian semangkuk mi ayam pangsit ternyata tetap menarik meskipun perut mulai kenyang. Mi nya lentur lembut dengan potongan ayam kecokelatan yang tak terlalu manis.

Pangsit ayam yang gendut memang terasa mantap karena isian daging ayam cincangnya yang padat dan gurih wangi. Disantap begitu saja dengan tauge besar plus potongan sawi, mi ayam tetap enak rasanya. Sambil membaca koran pagi, mengobrol ringan plus angkat kaki, akhirnya licin tandas juga mi ayam sedap ini. Lamak banak rasanyo!



Dre@ming Post______
sumber : detik

Berita Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar